Ribuan nyawa anak
- anak yang
tak bersalah dan
bayi - bayi
mungil nan tak
berdosa turut menjadi
saksi atas kekejaman
Israel terhadap penduduk
asli Palestina. Penduduk yang
hanya menumpang di
tanah Palestina ini
makin biadab kelakuannya,
terbukti seperti melakukan
pembantaian, penembakan, dan
pengeboman terhadap penduduk
Palestina.
Israel yang
mengantongi senjata lengkap
yang bahkan sampai
dikatakan bahwa Amerika
gentar kepada militer
negara Zionis ini, hanya
bisa membunuh ribuan
nyawa anak -
anak kecil yang tak
berdosa dengan persenjataan
lengkap yang mereka miliki. Ribuan tank
digerakkan untuk mengebom
pusat - pusat kegiatan penduduk Palestina,
ratusan bom diluncurkan sehingga
membuat kulit penduduk
Palestina terbakar bahkan
sampai ke tulangnya, senjata api
yang dikhususkan untuk
menembak mati anak
- anak dan
masih banyak lagi
aksi biadab yang
mereka lakukan terhadap
Palestina.
Mengapa harus
anak - anak yang menjadi
sasaran kekejian mereka
ini? Tidak ada hal
lain selain bahwa mereka
ingin menghancurkan generasi
penerus penduduk Palestina. Masyarakat dewasa hanya
beberapa saja di
bunuh namun justru
anak - anak
yang dibunuh secara
sadis jumlahnya
mencapai ribuan, bahkan sampai
- sampai ada
sebuah sungai yang
dinamakan sungai darah,
tempat darah mengalir
karena hasil pembantaian. Rasanya
tidak salah untuk
mengatakan peristiwa konflik
kedua belah pihak
ini seperti zaman Fir’aun
dahulu.
Begitu takutnya
Israel kepada generasi
penerus Palestina bahkan
sampai - sampai
mereka mencemarkan sungai
- sungai yang
biasa digunakan masyarakat Palestina dengan
bahan - bahan
kimia yang berbahaya. Tujuan mereka
adalah untuk meracuni
penduduk Palestina secara
tidak langsung, target
mereka adalah ibu
- ibu hamil
yang jika meminum
air sungai yang
telah terkontaminasi bahan
kimia tersebut akan
menyebabkan kelainan pada
janin dan akan
melahirkan bayi yang
cacat sehingga tidak
bisa berguna bagi
Palestina kedepannya.
Anak -
anak warga Israel
masih bisa menghirup
segarnya oksigen setiap
harinya, bermain layaknya
anak - anak
normal dan berkumpul
bersama keluarga, sedangkan mereka, rakyat Palestina
tidak pernah ada
kesempatan untuk mencapai
hal yang demikian. Mereka tersiksa,
setiap hari yang
mereka pikirkan adalah
tentang keamanan dirinya,
bagaimana dapat berlindung
dari kebengisan Israel, karena mereka
ibaratkan ayam yang
sedang dikejar -
kejar oleh pemiliknya
untuk dipotong. Begitu bengisnya
mereka (Israel).
Sejak kecil generasi
penerus Israel sudah
diajarkan bagaimana cara
membantai, menembak dan
menyiksa orang lain,
bahkan sampai -
sampai mereka dibawa
langsung ke lokasi
untuk melihat praktek
hal - hal
biadab tersebut. Sehingga
orientasi mereka kedepannya
adalah membunuh generasi
penerus Palestina.
Wilayah
Palestina yang dulunya
begitu luas, pada tahun 2000 lalu
sangat pesat berkurangnya.
Israel selalu berusaha
untuk “ menggerogoti” wilayah
yang dimiliki oleh
Palestina. Israel bagaikan benalu
yang hidup di
sebuah pohon. Mereka
datang ke tanah Palestina
lalu dengan mudah
dan cepatnya mereka
mendapatkan dan menguasai
wilayah yang dimiliki
oleh Palestina tersebut. Karena begitu
bernafsunya mereka untuk
menguasai tanah tersebut,
sampai - sampai
ada sebuah website
yang tujukan untuk
masyarakat dunia agar melakukan voting
secara online untuk
memilih lambang bendera
mereka. Tujuannya adalah
menghilangkan nama negara
Palestina di peta
dunia dan google maps.
Maksud mereka adalah
ketika seseorang melihat
peta Palestina disana
tidak dicantumkan nama Palestina lagi tetapi
nama Israel.
Apa gunanya mereka
yang di United Nations (PBB)
sana yang selalu
menyuarakan tentang Human Rights ( Hak Asasi
Manusia). Human Rights sendiri menjadi
salah satu pages (halaman) di website
resmi PBB. Sebagai
suatu lembaga yang
embel - embelnya
adalah lembaga perdamaian
dunia, seharusnya mereka
bisa menghentikan konflik
Israel dan Palestina. Namun yang didapatkan
adalah Palestina makin
menderita. Mari kita pikirkan,
misalkan negara X melakukan
tindakan yang sama
terhadap negara Y. Negara
X berusaha untuk menguasai
wilayah negara Y dan mereka
melakukan hal yang
sama dengan negara
Zionis tersebut terhadap negara Y. Pasti
PBB langsung mengecam tindakan
yang dilakukan negara
X tersebut dan menyuruh
untuk berhenti melakukan
hal itu lagi, namun
ini sepertinya tidak
berlaku bagi Israel. Sepertinya PBB lepas
tangan terhadap masalah
ini, namun tepatnya
kita tidak mengetahui
apakah ini tindakan
lepas tangan atau pilih kasih
PBB terhadap Israel. Hal itu
semua bisa kita
analisis, di PBB
dominan mereka adalah
orang - orang
Zionis, ditambah lagi
dengan hak veto
yang dimiliki oleh
negara - negara
yang menganut paham Zionis. Seperti yang diketahui
bahwa negara -
negara barat sana
dominan membenci negara
- negara yang
mayoritas penduduknya adalah
Islam. Tentunya mereka tidak
akan mau mengecam
dan melarang Israel
yang merupakan “bagian” dari
mereka apalagi sampai
memusuhi mereka.
Tidak wajar
rasanya bagi negara
- negara lain di
dunia mengatakan bahwa
konflik antara Palestina
dan Israel ini
adalah sebuah perang. Jika ini
perang tentunya ada
perlawanan yang sama dari pihak Palestina, namun
kenyataan yang ditemukan adalah
tidak ada perlawanan dari pihak
Palestina, jika ada itu tidak
seberapa untuk menghadapi
ribuan tank, bom,
dan senjata militer
lainnya yang dimiliki
oleh negara Zionis ini. Masyarakat Palestina
tidak pernah bisa
mengenyam bagaimana rasanya
memakai senjata, bahkan
mirisnya mereka melakukan
perlawanan kepada Israel hanya
dengan menggunakan ketapel. Bisa
kita bayangkan sendiri
hanya sebesar apa pengaruh ketapel
terhadap tank dan
senjata militer Israel
lainnya yang begitu
tangguh.
Mereka, kaum
zionis sangat pandai
melakukan lobbying (mempengaruhi) suatu
negara. Inilah salah satu
kunci keberhasilan mereka
manaklukkan pemimpin -
pemimpin besar Islam
seperti Usamah Bin Laden
serta pemimpin lainnya
yang diburu sendiri
oleh rakyat negaranya
karena terhasut omongan
hasil dari lobbying
mereka. Mereka memanipulasi data
- data kenegaraan
dan akhirnya berhasil
mengadu domba suatu
kaum.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon